Dorongan untuk Menjadi Lebih Dari Orang Lain

Meningkatnya dan semakin mahalnya harga kebutuhan sekarang ini bukannya membuat cara berpikir manusia yang semakin maju, namun membuat kesombongan manusia semakin meningkat jauh lebih tinggi lagi, semua berlomba-lomba untuk mendapatkan pujian dan sanjungan.

Perasaan yang ingin menjadi lebih dari dia menjadi dorongan untuk berpacu meraih segala sesuatu meskipun itu adalah mustahil untuk didapat karena berada diluar kemampunannya namun karena keinginannya yang kuat mau tidak mau ia tetap berusaha untuk mendapatkannya.

Hal itu memang dianggap sangat baik karena berhubungan dengan usaha yang keras, tapi tidak semua yang baik itu adalah benar untuk dilakukan.

Teman saya bercerita kepada saya tentang karakter seorang ibu yang berada persis disamping rumahnya yaitu tetangga sebelah rumahnya.

Tetangganya itu mempunyai sifat yang terbilang tidak bagus, karena meskipun ia hanya memilki kehidupan yang serba pas-pasan kadang-kadang kekurangan tapi itu tak membuatnya menjadi ibu rumah tangga yang bijak

malah dengan gaji suaminya yang kecil ia selalu memuaskan keinginan dan hasratnya untuk belanja barang-barang yang tidak perlu tanpa memikirkan perasaan suaminya yang sudah lelah bekerja mencari nafkah.

Menurut cerita teman saya ini, si ibu tersebut memiliki kesombongan dan selalu iri apabila orang lain membeli barang-barang baru.

Dengan sifat aku lebih dari dia membuatnya semakin hari semakin keterlaluan bahkan suaminya sering pusing dan tidak bisa mendidik istrinya.

Apa yang dimiliki orang lain, ia juga harus memilikinya meskipun hidupnya kekurangan ia tidak perduli asalkan orang lain dapat memujinya dengan segala apa yang dimilikinya,

dan yang paling hebatnya ia tidak mau bekerja membantu suaminya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, ini adalah hal hebat yang tidak perlu untuk ditiru.

Seorang istri yang bijaksana haruslah bisa menjadi partner suami dalam mengurus rumah tangga, sehati sepikir dan satu tujuan serta menjadikan rumah tangga itu sebagai tempat sekolah supaya lebih bijaksana lagi.

Seperti ada lelucon, cerita tentang pak Culun, sebenarnya nama aslinya adalah Mahmud, tapi karena sifatnya yang tidak mau kalah dari sorang lain dan selalu ingin lebih dari dia maka diapun dijuluki sebagai pak Culun.

Pak Mahmud akan marah ketika ia tidak dipuji dan ia akan merasa senang dan bangga apabila ia dianggap lebih dari orang lain.

Jadi suatu ketika ada kegiatan pemeriksaan kesehatan didesanya, yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan dari pemerintah, mereka sudah sering melakukan pemeriksaan kesehatan didesa pak Mahmud

dan setiap petugas sudah kenal betul watak dan karakter pak Mahmud yang ingin selalu dipandang lebih dari orang lain.

Ketika tiba giliran pak Mahmud melakukan pemeriksaan kesehatan ditemukan bahwa pak Mahmud darah tinggi, ia sangat senang dan bangga, tapi pak Mahmud belum puas ketika salah seorang petugas mengomentari suhu tubuh tetangganya yang lebih panas dari suhu badan pak Mahmud,

dengan sigap pak Mahmud protes dan ingin diperiksa ulang meski ia tidak tahu apa arti yang sebenarnya dari pemeriksaan tersebut.

Pak Mahmud yang bodoh tapi juga ngotot menjadi bahan tertawaan orang, akhirnya hasil pemeriksaan ulang dari suhu tubuh pak Mahmud,

dengan bijak petugas berkata bahwa suhu tubuh pak Mahmud lebih dingin dari suhu tubuh tetangganya, maka dengan perasaan senang dan puas pak Mahmud pulang kerumahnya.

Dari sejak itu orang mengganti nama pak Mahmud menjadi pak Culun sesuai dengan sifatnya yang culun.

Jika kita ingin dianggap lebih dari orang lain maka buktikanlah dengan prestasi-prestasi yang kamu raih, kesombongan dan iri hati akan membinasakan pola pikir kita yang baik.

No comments:

Post a Comment